PENGAJUAN,
PEMBIMBINGAN, DAN
PENGGANTIAN
PEMBIMBING SKRIPSI
A. Pengajuan Skripsi
1. Persyaratan
Akademik Pengajuan Skripsi
Mahasiswa yang dapat
mengajukan dan menyusun skripsi adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan akademik sebagai berikut:
a. telah
mengambil mata kuliah sebanyak 120 SKS dengan IPK sementara minimal 2,5;
b. telah
menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, Penelitian Tindakan
Kelas, Statistik Dasar, dan Evaluasi Pendidikan, dengan nilai masing-masing
minimal C; dan
c. telah
lulus semua mata kuliah universitas (MKU).
2. Persyaratan
Dosen Pembimbing Skripsi
Penyusunan skripsi oleh
mahasiswa dilakukan dibawah bimbingan dua orang dosen pembimbing skripsi.
Pembimbing skripsi terdiri atas pembimbing utama dan pembimbing pendamping.
Persyaratan kedua pembimbing adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan
Pembimbing Utama
1) Pembimbing
Utama merupakan dosen program studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu. Dalam
keadaan tertentu, Pembimbing Utama boleh dosen program studi lain.
2) Pembimbing
Utama minimal menduduki jabatan fungsional Lektor Kepala berkualifikasi S2
(Magister) atau menduduki jabatan fungsional Lektor berkualifikasi S3 (doktor),
serta memiliki latar belakang pendidikan relevan dengan tema skripsi mahasiswa
yang dibimbing.
3) Dalam
keadaan tertentu, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dapat menunjuk dosen yang
menduduki jabatan fungsional Lektor berkualifikasi S2 sebagai Pembimbing Utama.
b. Persyaratan
Pembimbing Pendamping
1) Pembimbing
Pendamping merupakan dosen Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu.
2) Pembimbing
Pendamping minimal menduduki jabatan fungsional Asisten Ahli dan berkualifikasi
S-2 (Magister).
3. Langkah-langkah
Penentuan Pembimbing Skripsi
Penentuan Pembimbing
Skripsi mahasiswa dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mahasiswa
yang telah memenuhi persyaratan akademik, mengajukan dua buah Kerangka Usulan
Penelitian (format terlampir pada Lampiran
2.1) ke program studi.
b. Program
studi menelaah Kerangka Usulan Penelitian yang diajukan mahasiswa untuk
mengecek keotentikan, keterbaruan, dan kesesuaiannya dengan ruang lingkup
skripsi bidang Pendidikan Dasar.
c. Program
studi menentukan pembimbing skripsi (PU dan PP) berdasarkan kesesuaian usulan
dengan bidang keahlian dosen dan proporsi pembagian tugas dosen.
B. Pembimbingan Skripsi
1. Persiapan
Pembimbingan
Mahasiswa yang akan
menyusun skripsi harus melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang
harus dilakukan mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. menyiapkan
Buku/Kartu Bimbingan Skripsi;
b. menyiapkan
Buku Panduan Penyusunan Skripsi;
c. menyiapkan
Kerangka Usulan Penelitian;
d. menyiapkan
bahan-bahan pendukung penulisan skripsi, seperti buku rujukan, artikel jurnal,
majalah, koran, dan lain sebagainya.
2. Pelaksanaan
Pembimbingan
Pelaksanaan
pembimbingan penyusunan skripsi harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ketentuan pelaksanaan pembimbingan penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
a. Proses
pembimbingan dapat dimulai sejak ditetapkannya pembimbing skripsi oleh Ketua
Program Studi.
b. Pelaksanaan
pembimbingan skripsi dilaksanakan di kampus Universitas Bengkulu pada jam dan
hari kerja.
c. Setiap
kali melakukan bimbingan, mahasiswa harus membawa Buku/Kartu Bimbingan Skripsi.
d. Setiap
kali melakukan bimbingan, mahasiswa harus mencatat tanggal, topik, dan hasil
bimbingan pada Buku/Kartu Bimbingan Skripsi.
e. Setiap
kali melakukan bimbingan, Buku/Kartu Bimbingan Skripsi harus ditandatangani
oleh Pembimbing Skripsi dan mahasiswa yang bersangkutan.
f. Urutan
topik bimbingan disesuaikan dengan kesepakatan antara dosen pembimbing dengan
mahasiswa bersangkutan.
C. Penggantian Pembimbing Skripsi
1. Alasan
Penggantian Pembimbing Skripsi
Pembimbing Skripsi (PU
dan PP) hanya dapat diganti jika terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Pembimbing
Skripsi berhalangan membimbing mahasiswa menyusun skripsi selama tiga bulan
berturut-turut atau lebih.
b. Kegiatan
pembimbingan yang dilakukan Pembimbing Skripsi tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagaimana tertuang dalam Buku Panduan Akademik
Universitas Bengkulu, Manual Mutu Akademik FKIP Universitas Bengkulu, dan
Manual Mutu Akademik Program Studi PGSD FKIP Universitas Bengkulu.
c. Pembimbing
Skripsi menuntut mahasiswa melakukan suatu tindakan atau perbuatan diluar
kewajiban mahasiswa untuk melakukannya.
d. Pembimbing
Skripsi mengundurkan diri dari tugasnya sebagai pembimbing.
2. Prosedur
Penggantian Pembimbing Skripsi
Penggantian Pembimbing
Skripsi dilakukan melalui prosedur berikut ini:
a. Apabila
alasan penggantian berupa butir a, b, dan c sebagaimana disebutkan di atas,
maka mahasiswa dapat mengajukan usul penggantian pembimbing skripsi dengan cara
membuat Surat Permohonan Penggantian Pembimbing Skripsi (format terlampir pada Lampiran 2.2) yang ditujukan kepada
Ketua Program Studi, disertai dengan alasan penggantiannya.
b. Apabila
alasan penggantian dikarenakan Pembimbing Skripsi mengundurkan diri (butir d), surat permohonan mahasiswa
harus disertai dengan Surat Pernyataan Pengunduran Diri dari Pembimbing Skripsi
(format terlampir pada Lampiran 2.3).
c. Ketua
Program Studi mengecek kebenaran alasan penggantian Pembimbing Skripsi
sebagaimana dicantumkan mahasiwa pada surat permohonannya.
d. Apabila
alasan yang dikemukakan mahasiswa terbukti kebenarannya, maka Ketua Program
Studi dapat mengganti Pembimbing Skripsi mahasiswa bersangkutan.
e. Apabila
alasan yang dikemukakan mahasiswa tidak
terbukti kebenarannya, atau mahasiswa bersangkutan tidak dapat menunjukkan bukti pendukung, maka Ketua Program Studi tidak dapat mengganti Pembimbing Skripsi
mahasiswa bersangkutan. Mahasiswa yang bersangkutan harus melanjutkan kegiatan
pembimbingan dengan pembimbing skripsi yang lama.
Lampiran 2.1. Format Kerangka Awal
Proposal Penelitian
KERANGKA
USULAN PENELITIAN
Nama : _______________________________
NPM : _______________________________
Rumusan usulan penelitian dibuat dalam bentuk outline yang memuat hal-hal berikut
ini.
A.
Topik
atau isu yang ingin diteliti (harus
sesuai dengan ruang lingkup penelitian di pendidikan dasar).
B.
Permasalahan
yang melatarbelakangi kenapa topik/isu tersebut penting untuk diteliti
(berdasarkan kajian terhadap berbagai hasil penelitian terbaru, atau hasil
analisis terhadap kondisi nyata di lapangan).
C.
Pernyataan
tentang keorisinilan/kebaruan
rencana penelitian (sesuatu yang baru dalam penelitian ini yang membedakannya
dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan).
D.
Pendekatan/jenis penelitian yang akan digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut. (misalnya penelitian kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi
keduanya).
|
Lampiran
2.2. Format Permohonan Penggantian Pembimbing Skripsi
PERMOHONAN
PENGGANTIAN PEMBIMBING SKRIPSI
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: ___________________________
NPM
: ___________________________
Judul Proposal Skripsi : ______________________________________
_________________________________________________________
Dengan ini mengajukan
permohonan penggantian pembimbing skripsi atas nama:
Nama
: ____________________________
NIP
: ____________________________
Status
Pembimbingan : Pembimbing Utama/ Pembimbing Pendamping*
dikarenakan
yang bersangkutan ... (kemukakan alasan
penggantian pembimbing).
Sebagai
bahan pertimbangan Bapak/Ibu, bersama ini saya lampirkan Surat Pernyataan
Kesediaan Penggantian Pembimbing Skripsi dari dosen yang bersangkutan.
Demikianlah
surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu kami ucapkan
terima kasih.
Keterangan:
*. Coret salah satu
Bengkulu,
.................... 2014
Hormat
Saya,
(Nama
Mahasiswa)
NPM......................
|
Lampiran
2.3. Format Surat Pernyataan
Pengunduran Diri dari Pembimbing Skripsi.
PERNYATAAN
PENGUNDURAN DIRI SEBAGAI PEMBIMBING SKRIPSI
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: ___________________________
NIP : ___________________________
Status
Pembimbingan : Pembimbing
Utama/Pembimbing Pendamping*
Dengan ini
menyatakan mengundurkan diri dari pembimbing skripsi mahasiswa atas nama:
Nama
: ____________________________
NIP
: ____________________________
Judul
Penelitian : ______________________________________
_______________________________________________________________________________________
dikarenakan
... (kemukakan alasan pengunduran diri).
Demikianlah
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Keterangan:
*. Coret salah satu
Bengkulu,
................... 2014
Yang
Membuat Pernyataan,
(Nama
Pembimbing Skripsi)
NIP......................
|
SISTEMATIKA
SKRIPSI
Skripsi lengkap terdiri atas tiga bagian
utama yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian pembuka
meliputi sampul, halaman pengesahan, pernyataan keaslian skripsi, ucapan terima
kasih, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran. Bagian isi meliputi pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Bagian akhir
meliputi daftar pustaka, riwayat hidup, dan lampiran-lampiran. Sistematika skripsi
hanya meliputi bagian inti skripsi yaitu bagian isi.
A. Pendahuluan
Penulisan skripsi dilakukan dalam
rangka memecahkan masalah secara ilmiah dan/atau membangun teori melalui
penelitian. Oleh karena itu, penulisan skripsi harus dimulai dengan penjabaran
tentang masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tersebut. Penjabaran
tentang masalah penelitian termuat dalam bagian pendahuluan. Pendahuluan
sekurang-kurangnya berisi latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian. Rincian setiap bagian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Latar
Belakang
Latar belakang berisi alasan kenapa
penelitian dilakukan, biasanya berawal dengan identifikasi masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi nyata saat ini. Di dalam
latar belakang, dipaparkan bagaimana sebuah masalah muncul, apakah berdasarkan
hasil analisis kesenjangan kenyataan di lapangan dengan kondisi ideal yang
diharapkan, ataukah hasil kajian terhadap hasil penelitian-penelitian
sebelumnya yang belum mencapai kondisi ideal yang diharapkan. Dalam latar
belakang perlu dikemukakan teori yang sedang berkembang, hasil-hasil penelitian
relevan, kesimpulan seminar/diskusi ilmiah, hasil studi pendahuluan,
serta
pengalaman atau pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang
diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat
landasan berpijak yang kokoh.
2. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah penelitian merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang ingin
dicarikan jawabannya melalui penelitian. Rumusan masalah merupakan pernyataan
yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti
berdasarkan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara
singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya/pernyataan.
Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti,
jenis dan sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris,
dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan.
3. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran
yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian mengacu pada rumusan
masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan mengungkapkan kalimat tanya, sedangkan tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
B. Kajian Pustaka
Permasalahan yang dikemukakan pada
bagian pendahuluan dicarikan pemecahannya melalui kajian terhadap pustaka yang
relevan. Kajian pustaka ini tujuannya adalah memecahkan masalah secara
teoritis. Muara dari sebuah kajian pustaka adalah hipotesis atau jawaban
sementara atas permasalahan yang ingin dipecahkan. Hipotesis ini perlu
dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut. Kajian pustaka sekurang-kurangnya memuat kerangka teoritis, kerangka berpikir, asumsi
penelitian, dan hipotesis penelitian. Secara singkat isi pada
masing-masing aspek tersebut diuraikan berikut ini
1. Kerangka
Teoretis
Kerangka teoritis memuat dua hal
pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan
kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis
yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi
teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori
yang mendalam.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat
diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis,
skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, artikel di internet, dan
sebagainya. Akan lebih baik kajian teoritis dan telaah terhadap temuan-temuan
penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang
isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber sekunder dapat digunakan
sebagai penunjang.
Penulisan bahan pustaka didasarkan
pada dua kriteria (1) prinsip kemutakhiran dan (2) prinsip relevansi. Mutakhir
mengacu pada referensi yang refresentatif, relevansi merujuk pada pustaka yang
terkait erat dengan masalah yang diteliti.
2. Kerangka Pikir
Kerangka pikir memuat rumusan dari teori yang relevan. Peneliti
diharapkan mengintegrasikan teori-teori yang telah diuraikan pada kerangka
teoritis dalam bentuk kerangka berpikir sebagai landasan dalam melakukan
penelitian.
3. Asumsi
Penelitian
Asumsi penelitian adalah
anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan
bertindak dalam melaksanakan penelitian berdasarkan kajian pustaka. Asumsi
dapat bersifat substantif dan metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan
permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan
metodologi penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian
sekurang-kurangnya mencakup jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data. Uraian setiap butir tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian maupun sifat penelitian. Metode penelitian meliputi penelitian
eksploratif, eksplanatoris, survey, eksperimen, atau yang lainnya. Pada subbab
ini berisi penjelasan tentang jenis penelitian dan variabel penelitian, serta
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
2. Populasi
dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat
digunakan jika penelitian yang dilakukan memakai sampel sebagai subjek
penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitian adalah seluruh anggota
populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian.
Karakteristik
populasi harus jelas sehingga dapat ditentukan jumlah sampel dan cara
pengambilan sampel dengan tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih
benar-benar representatif, artinya dapat mencerminkan keadaan populasi secara cermat.
Dengan demikian, hal-hal yang perlu dijelaskan dalam bagian populasi dan sampel
meliputi (a) Identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, (c) besarnya sampel.
1.
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi fokus dalam suatu penelitian. Variabel merupakan sebuah konsep
yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Variabel dibagi dua yaitu variabel
kualitatif dan variabel kuantitatif. Variabel kuantitatif
diklasifikasikan
menjadi dua yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu.
Dalam skripsi mahasiswa PGSD, minimal
mencakup dua variabel penelitian. Dua variabel ini bisa dua-duanya variabel
kualitatif, dua-duanya variabel kuantitatif, atau kombinasi antara variabel
kualitatif dan variabel kuantitatif.
2. Definisi
Operasional
Definisi operasional diperlukan
untuk mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan terhadap istilah atau
variabel yang digunakan. Selain itu dapat memberi penegasan konsep dan konstruk
yang diselidiki guna memudahkan pengukurannya.
Definisi operasional
ini merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan
yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan.
3. Instrumen
Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen
yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah
dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat
dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen yang
digunakan harus memenuhi persyaratan reliabilitas maupun validitasnya. Selain
itu perlu diungkapkan juga cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing
butir pertanyaan-pertanyaan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara
cermat spesifikasi teknis alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang
dipakai.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik
yang dipakai untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam
proses pengumpulan
data, (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana
pengumpulan
data perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkannya untuk menjalankan
tugas.
5.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data disesuaikan dengan jenis penelitian. Jika penelitian bersifat
kualitatif, maka teknik analisis datanya dapat berupa deskriptif, evaluatif.
Sementara itu, jika penelitiannya bersifat kuantitatif, maka analisis datanya
berupa perhitungan statistik.
Pada teknik analisis data penelitian
kuantitatif, diuraikan tentang
jenis statistik yang digunakan. Ada dua jenis statistik yang dapat dipilh,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial yang meliputi statistik
parametrik dan nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh
jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak
dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang penting untuk
diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan
kecanggihannya. Di samping
penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan perlu juga
dijelaskan alasan pemilihannya.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan dimaksudkan untuk:
1. menjawab
masalah penelitian, atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai. Dalam
upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian harus disimpulkan
secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh;
2. menafsirkan temuan-temuan penelitian, dengan menggunakan
logika dan teori-teori yang ada;
3. mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan
pengetahuan yang sudah mapan. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan
empiris lain yang relevan;
4. memodifikasi
teori yang telah ada atau menyusun teori baru. Hal ini penting dilakukan jika penelitian yang dilakukan
dimaksudkan untuk menelaah teori baru;
5. menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian,
termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Pada pembahasan, bila hipotesis yang
diajukan ditolak harus dijelaskan kemungkinan faktor penyebabnya. Faktor
tersebut bisa berkaitan dengan faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi
variabel lain, maupun faktor metodologis, misalnya instrumen yang dipakai tidak
sahih atau kurang reliabel. Untuk itu
perlu dijelaskan letak kekurangsempurnaan tersebut.
E. Simpulan dan Saran
Simpulan dan saran berisi kesimpulan dan saran. Isi simpulan harus terkait
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Simpulan merangkum semua hasil
penelitian dengan mengacu pada tata urutan pada bab hasil penelitian. Sedangkan
saran yang diajukan harus bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, maupun
simpulan. Saran hendaknya dirumuskan secara rinci dan
operasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar